Di era digital yang semakin berkembang, keamanan informasi menjadi kunci untuk menjaga privasi dan integritas data karena semua aspek kehidupan kita telah bergantung pada teknologi. Dua kerangka kerja yang sering digunakan untuk membantu organisasi mengukur dan meningkatkan keamanan informasi adalah ISO 27001 dan NIST Cybersecurity Framework. Kerangka kerja ini sama-sama fokus kepada keamanan informasi digital, sehingga penggunanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan organisasi.
Contents
Apa itu NIST CSF?
Kerangka kerja keamanan siber NIST CSF merupakan seperangkat praktik dan standar yang sudah dirancang untuk membantu organisasi dalam membangun keamanan siber. NIST CSF dikembangkan oleh Institut Standar dan Teknologi Nasional AS (NIST) sebagai kerangka kerja yang memberikan panduan bagi organisasi untuk mengelola risiko keamanan siber mereka.
Kerangka kerja ini menjelaskan proses untuk mengelola risiko siber yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan spesifik organisasi. Organisasi bisa menggunakan perangkat kerja ini untuk menilai praktik keamanan siber mereka saat ini dan mengidentifikasi kesenjangan dalam kontrol keamanan yang perlu ditangani.
Manfaat NIST CSF
NIST CSF dapat digunakan sebagai pedoman bagi organisasi untuk menciptakan strategi keamanan siber yang tangguh. Berikut ini beberapa manfaat yang didapat jika menggunakan NIST CSF:
- Sebagai seperangkat standar dan praktik terbaik yang komprehensif untuk keamanan siber.
- Panduan untuk melindungi data dan sistem dari ancaman, baik secara online maupun offline.
- Identifikasi potensi risiko dunia maya dan garis besar cara mengelolanya.
- Kerangka kerja untuk memastikan langkah-langkah keamanan yang diterapkan oleh organisasi sudah efektif.
Apa itu ISO 27001?
ISO 27001 merupakan standar internasional yang menyediakan sejumlah aturan, prinsip, kebijakan, dan prosedur untuk melindungi aset informasi. Rangkaian panduan ini dapat membantu organisasi untuk mengembangkan, menerapkan, dan memelihara sistem manajemen keamanan informasi (SMKI), seperti:
- Mengembangkan serangkaian kebijakan dan prosedur untuk membangun sistem manajemen keamanan informasi (SMKI).
- Menilai risiko secara teratur dan menjaga tingkat keamanan.
- Menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi berbagai jenis risiko keamanan siber.
- Mengkomunikasikan kebijakan keamanan yang sesuai kepada para stakeholder.
- Melakukan tinjauan dan audit secara berkala untuk memastikan kepatuhan terjaga.
- Menetapkan peran dan tanggung jawab bagi staf TI terkait manajemen keamanan informasi.
Baca juga: ISO 27001 Perlu Diterapkan Organisasi Apa Saja?