C-TPAT atau Customs-Trade Partnership Against Terrorism adalah program sukarela yang dibuat oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat atau Customs and Border Protection (CBP) untuk meningkatkan keamanan rantai pasokan global. Program ini mengharuskan perusahaan untuk melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi potensi adanya kerentanan dengan melakukan mitigasi risiko.
Contents
- 1 Apa itu Risk Assessment C-TPAT
- 2 Tahapan-tahapan Risk Assessment C-TPAT
- 2.1 1. Pemetaan Aliran dan Kontrol Kargo/Data dan Mengidentifikasi Mitra Bisnis
- 2.2 2. Melakukan Penilaian Ancaman
- 2.3 3. Melakukan Penilaian Kerentanan sesuai dengan Kriteria Keamanan Minimum C-TPAT
- 2.4 4. Mempersiapkan Rencana Aksi Tertulis untuk Mengatasi Kerentanan
- 2.5 5. Mendokumentasikan Prosedur Penilaian Risiko yang Dilakukan termasuk Peninjauan dan Revisi Prosedur secara Berkala
- 2.6 Dapatkan Konsultasi ISO dengan penawaran terbaik
Apa itu Risk Assessment C-TPAT
Risk Assessment C-TPAT merupakan komponen penting dari program Customs-Trade Partnership Against Terrorism. C-TPAT memungkinkan adanya evaluasi yang objektif terhadap potensi risiko dan ancaman dalam operasi rantai pasokan, sehingga menanamkan urgensi dan perhatian untuk memastikan keselamatan dan keamanan perdagangan internasional melawan terorisme.
Tahapan-tahapan Risk Assessment C-TPAT
Risk Assessment C-TPAT memiliki tahapan-tahapan untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko secara efektif:
1. Pemetaan Aliran dan Kontrol Kargo/Data dan Mengidentifikasi Mitra Bisnis
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu melakukan pemetaan serta mengidentifikasi mitra bisnis baik yang dikontrak secara langsung atau tidak. Selain itu, melakukan pelacakan bagaimana kargo bergerak melalui rantai pasokan, yang meliputi moda transportasi jalur darat, laut, atau udara serta negara asal pengiriman maupun negara tujuan.
2. Melakukan Penilaian Ancaman
C-TPAT berfokus pada terorisme, penyelundupan barang, penyelundupan manusia, ancaman pertanian dan keamanan publik, kejahatan yang terorganisir, serta kondisi negara atau wilayah yang rentan terhadap ancaman tersebut dan memberi nilai pada risiko ancaman tersebut.
3. Melakukan Penilaian Kerentanan sesuai dengan Kriteria Keamanan Minimum C-TPAT
Penilaian ancaman terdiri dari barang yang dimiliki mitra yang diincar atau diinginkan oleh para penjahat atau teroris. Bagi broker, informasi ini berguna untuk para importir, eksportir, dan manufaktur. Selain itu, kelemahan dalam mengidentifikasi prosedur perusahaan dapat memungkinkan pelaku kejahatan atau teroris memperoleh akses informasi yang penting terkait kargo dan data yang sensitif. 6 langkah penilaian risiko keamanan informasi.
4. Mempersiapkan Rencana Aksi Tertulis untuk Mengatasi Kerentanan
Hal ini mencakup kegiatan mengidentifikasi kelemahan, personil yang bertanggung jawab, dan tenggat waktu yang sudah ditentukan. Melaporkan hasilnya kepada pemangku kepentingan seperti pejabat perusahaan dan karyawan juga sangat penting untuk dilakukan.
5. Mendokumentasikan Prosedur Penilaian Risiko yang Dilakukan termasuk Peninjauan dan Revisi Prosedur secara Berkala
Proses tersebut harus ditinjau dan diperbaiki sesuai kebutuhan setiap tahun. Penilaian risiko harus dilakukan dan didokumentasikan untuk pengangkut barang dengan rantai pasokan yang memiliki risiko tinggi.